PEMBAHASAN
1) Dalam reaksi redoks selalu ada reaksi oksidasi dan reduksi. Dari reaksi tersebut yang mengalami reduksi adalah Cr (dari K2Cr2O7 menjadi CrCl3) dan yang harus mengalami oksidasi adalah Sn (dari Sn2+ menjadi Sn4+). Asam yang digunakan (sebagai penyuasana) semestinya adalah HCl.
1) Dalam reaksi redoks selalu ada reaksi oksidasi dan reduksi. Dari reaksi tersebut yang mengalami reduksi adalah Cr (dari K2Cr2O7 menjadi CrCl3) dan yang harus mengalami oksidasi adalah Sn (dari Sn2+ menjadi Sn4+). Asam yang digunakan (sebagai penyuasana) semestinya adalah HCl.
Adapun reaksi
redoksnya:
Reaksi reduksi : Cr2O72- + 14 H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7 H2O | x 1|
Reaksi oksidasi : Sn2+ → Sn4+ + 2e- | x 3|
Reaksi total : Cr2O72- + 14 H+ + 3Sn2+ → 2Cr3+ + 7 H2O + 3Sn4+
Reaksi reduksi : Cr2O72- + 14 H+ + 6e- → 2Cr3+ + 7 H2O | x 1|
Reaksi oksidasi : Sn2+ → Sn4+ + 2e- | x 3|
Reaksi total : Cr2O72- + 14 H+ + 3Sn2+ → 2Cr3+ + 7 H2O + 3Sn4+
Sehingga reaksi lengkapnya
bisa dituliskan sebagai berikut:
K2Cr2O7 + 3 SnCl2 + 14 HCl → 2 CrCl3 + 7 H2O + 2 KCl + 3 SnCl4
Jadi jawaban yang tepat adalah B. 1 dan 3
K2Cr2O7 + 3 SnCl2 + 14 HCl → 2 CrCl3 + 7 H2O + 2 KCl + 3 SnCl4
Jadi jawaban yang tepat adalah B. 1 dan 3
2) Pada keadaan yang sama setiap 1 mol gas akan memiliki volume yang sama pula (Hukum Gay Lussac).
1 g O2 = 1/32 mol ~ 0,764 liter artinya 1 mol gas O2 volumenya = 32 x 0,764 = 24,448 L/mol.
Jika masa oksida nitrogen memiliki volume 0,266 L = 0,266 L : 24,448 L/mol = 0,01088 mol.
Artinya kita tinggal menentukan manakah oksida nitrogen yang 1 gram sama dengan 0,01088 mol. Dalam hal ini Mr oksida nitrogen = 1 : 0,01088 = 91,911 g/mol.
Yang
paling mendekati adalah jawaban C. NO
3) Jumlah % molekul selain etil alkohol adalah 100% – 99,99% = 0,01%
Sehingga jumlah molekulnya = 0,01% x 1,04 x 1025 = 1,04 x 1021
Jawabannya B
3) Jumlah % molekul selain etil alkohol adalah 100% – 99,99% = 0,01%
Sehingga jumlah molekulnya = 0,01% x 1,04 x 1025 = 1,04 x 1021
Jawabannya B
4) Semakin besar perbedaan elektronegativitas maka akan semakin polar. Elektronegativitas O >H>Mg>Ca>Sr. H punya elektronegativitas terbesar dibandingkan dengan unsur logam alkali tanah. Unsur Mg, Ca, Sr berturut-turut adalah anggota golongan unsur logam alkali, yang dari atas ke bawah memiliki elektronegativitas yang semakin kecil. Oksigen punya elektronegativitas yang besar dan semua berikatan dengan unsur yang akan diperbandingkan. Maka urutan perbedaannya dengan oksigen dari yang terbesar Sr-O > Ca-O > Mg-O > H-O
Jawabannya D. Sr-O > Ca-O > Mg-O > H-O
5) Penentuan rumus empiris dari persen unsur yang diketahui dan persen O yang
harus dihitung hingga total 100 % (31,62% O) adalah dengan menganggap jumlah
zat 100 g. Perbandingan mol masing-masing unsur adalah:
N
: S :
O : F
9,48/14 : 20,9/32,1 : 31,62/16 : 38,0/19
0,677143
: 0,65109 :
2 : 1,97625 ---> bagi dg
angka terkecil
1,040014
: 1 : 3,07177
: 3,035293 ---> lakukan pembulatan
1
: 1 :
3 : 3
Jawabannya
D. NSO3F3
6) Bilangan kuantum suatu elektron dalam orbital 4d yang n = 4; l = 2 (d)
Jawabannya B
7) Pada soal ini aslinya ada yang keliru, pada
persamaan reaksi pertama seharusnya 2H2O(l) tetapi hanya tertulis 2
H2(l).
Entalpi pembentukan adalah energi yang digunakan untuk membentuk 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya.
Entalpi pembentukan adalah energi yang digunakan untuk membentuk 1 mol senyawa dari unsur-unsurnya.
N2(g) +
C(s) + H2(g) → CH2N2(s)
ΔHo = 14,91 kkal
Jawabannya B
Jawabannya B
8) Muatan formal = jumlah elektron valensi unsur – jumlah elektron bebas – 1/2
elektron berikatan
S dan O memiliki 6 elektron valensi
S dan O memiliki 6 elektron valensi
Muatan
formal S pada SO2 = 6 – 2 – 4 = 0
Muatan
formal S pada SO3 = 6 – 0 – 6 = 0
Muatan
formal S pada SO32- = 6 – 2 – 4 = 0
Muatan
formal S pada SO42- = 6 – 0 – 6 = 0
Atom
S itu berada diperiode tiga (3), sangat dimungkinkan untuk menggunakan orbital
3d sehingga tidak lagi mengikuti kaidah oktet. Beda dengan unsur yang berada di
periode 2 yang tidak memiliki orbital 2d. Jadi tidak bisa dipaksa harus
mengikuti kaidah oktet, ini terkait juga dengan tingkat energi masing-masing
molekul yang lebih disukai pada energi yang relatif lebih rendah.
Jawabannya A
Jawabannya A
9) Molekul III (trans-ClHC=CHCl) memiliki momen dipol sama dengan nol, sedangkan
pada molekul I dan II momen dipolenya tidak sama dengan nol, hayooo apa
alasan….?
Jawabannya C
Jawabannya C
10) Reaksi 4A (s) + 2B(g) ⇌ 2C(g)
ΔHreaksi = – 60 kJ adalah reaksi eksoterm, maka agar bergeser ke
reaktan maka dapat dilakukan dengan menaikkan temperaturnya. Koefisien zat
berwujud gas sama sehingga tekanan tidak mempengaruhi, sementara menambah
konsentrasi A akan menggeser kesetimbangan ke kanan.
Jawabannya E
Jawabannya E
11) Syarat untuk bisa membandingkan laju reaksi satu dengan yang lainnya adalah
diketahui data akuratnya. Perubahan konsentrasi setiap zat harus jelas. Tidak
cukup hanya dengan melihat visual seperti di atas dan hanya dari persamaan laju
reaksinya saja.
Jawabannya E.
Jawabannya E.
12) Berdasarkan rujukan
soal yang ada di internet
(ingat banyak soal yang diambil dari referensi lain sebelumnya), jadi kalau di
cari pasti ketemu saja ), soal ini terjadi kekeliruan pada data Δt/min
baris pertama, tertulis 2,5 seharusnya adalah 25. Lagi pula kalau dipaksakan
maka tidak ada alternatif jawaban yang benar.
Oleh karena itu di sini akan digunakan data yang benar itu.
Oleh karena itu di sini akan digunakan data yang benar itu.
Laju reaksi setiap
bagian akan dihitung terlebih dahulu dengan rumus
R = ([C]/Δt) x (1 menit/60 detik)
dan hasilnya terdapat pada kolom ke paling kanan tabel di bawah ini.
R = ([C]/Δt) x (1 menit/60 detik)
dan hasilnya terdapat pada kolom ke paling kanan tabel di bawah ini.
Orde reaksi terhadap
A dapat ditentukan dengan menggunakan data kedua dan ketiga (konsentrasi B yang
sama/tetap), dan sebaliknya.
- orde terhadap A: (0,2/0,1)x = (17,1 × 10-6 : 4,3 × 10-6) → 2x = 4 → x = 2
- orde terhadap B: (0,1/0,05)y = (4,3 × 10-6 : 2,2 × 10-6) → 2y = 2 → y = 1
Jadi r = r= k [A]2[B]
- orde terhadap A: (0,2/0,1)x = (17,1 × 10-6 : 4,3 × 10-6) → 2x = 4 → x = 2
- orde terhadap B: (0,1/0,05)y = (4,3 × 10-6 : 2,2 × 10-6) → 2y = 2 → y = 1
Jadi r = r= k [A]2[B]
Menghitung tetapan
laju reaksi (k)
Biasanya k bisa ditentukan dengan menggunakan salah satu data hasil percobaan, dalam pembahasan ini digunakan data kedua.
k = r / [A]2[B] → 4,3 × 10-6 / (0,1)2 × (0,1) = 4,3 × 10-3
Jawaban A.
Biasanya k bisa ditentukan dengan menggunakan salah satu data hasil percobaan, dalam pembahasan ini digunakan data kedua.
k = r / [A]2[B] → 4,3 × 10-6 / (0,1)2 × (0,1) = 4,3 × 10-3
Jawaban A.
13) [H3O+] berbanding terbalik terhadap pH. [H3O+]
turun maka pH akan meningkat, [H3O+] meningkat maka pH
akan turun.
Jawabannya D.
Jawabannya D.
14) mol NaOH = 0,06 mol
mol HCl = 0,05 M x 1 L = 0,05 mol
mol HCl = 0,05 M x 1 L = 0,05 mol
NaOH +
HCl → NaCl
+ H2O
Awal
: 0,06 mol 0,05 mol - -
Reaksi : -0,05 mol -0,05 mol 0,05 mol 0,05 mol
Akhir
: 0,01 mol - 0,05 mol 0,05 mol
Kosentrasi NaOH yang
tersisa [NaOH] = 0,01 mol : 1 L = 0,01 M
[OH-] = 0,01 M ~ 10-2 M —> NaOH adalah basa kuat.
pOH = -log [OH-] = – log 10-2 = 2
pH = 14 – pOH = 14 – 2 = 12
Jawaban C.
[OH-] = 0,01 M ~ 10-2 M —> NaOH adalah basa kuat.
pOH = -log [OH-] = – log 10-2 = 2
pH = 14 – pOH = 14 – 2 = 12
Jawaban C.
15) mol NiCO3 = massa NiCO3 : Mr NiCO3 = 0,09 g :
119 g/mol = 0,00076 mol
Kelarutan NiCO3 = 0,00076 mol : 2 L = 0,00038 M
Kelarutan NiCO3 = 0,00076 mol : 2 L = 0,00038 M
NiCO3 ⇌ Ni2+ +
CO32-
0,00038
M 0,00038 M 0,00038 M
Ksp NiCO3
= [Ni2+][CO32-] = (0,00038 M)2 =
0,000000144 = 1,44 x 10-7
Jawaban D.
Jawaban D.
16) I2 + 2S2O3-2
→ S4O6-2 +2I-
Berdasarkan persamaan reaksi yang setara di atas maka dalam titrasi tersebut jumlah mol S2O3-2 dapat dihitung berdasarkan perbandingan koefisien setara.
Mol S2O3-2 = 2/1 x 4,0 x 10-3 mol = 8,0 x 10-3 mol
Karena volume larutan S2O3-2 adalah 40 mL ~ 0,04 L, maka
[S2O3-2] = (8,0 x 10-3 mol) /(0,04 L) = 2 x 10-1 M ~ 0,2 M ← [Na2S2O3]
Jawaban C.
Berdasarkan persamaan reaksi yang setara di atas maka dalam titrasi tersebut jumlah mol S2O3-2 dapat dihitung berdasarkan perbandingan koefisien setara.
Mol S2O3-2 = 2/1 x 4,0 x 10-3 mol = 8,0 x 10-3 mol
Karena volume larutan S2O3-2 adalah 40 mL ~ 0,04 L, maka
[S2O3-2] = (8,0 x 10-3 mol) /(0,04 L) = 2 x 10-1 M ~ 0,2 M ← [Na2S2O3]
Jawaban C.
17) Bilangan oksidasi C dalam C2H5OH
adalah -2 dan bilangan oksidasi C dalam CO2 adalah + 4, perubahan
biloks C dari -2 ke +4 adalah 6, berarti ia akan melepaskan (kehilangan) 6
elektron.
Jawaban D.
Jawaban D.
18) Elektrolis suatu lelehan garam pada pada elektroda akan menghasilkan deposit
logam (dari ion logamnya) yang biasanya akan menempel di elektroda dan gas klor
(dari ion klorida) di sekitar elektroda lainnya.
Untuk menghitung lama waktu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
W = (e . i . t)/96500 → t = (W x 96500) : (e.i)
W = massa deposit logam (g); e = massa ekivalen (g); i = arus listrik (A); t = waktu (detik).
Untuk menghitung lama waktu bisa menggunakan rumus sebagai berikut:
W = (e . i . t)/96500 → t = (W x 96500) : (e.i)
W = massa deposit logam (g); e = massa ekivalen (g); i = arus listrik (A); t = waktu (detik).
Mg2+ → Mg
+ 2e- →Ar Mg = 24 → massa ekivalen Mg = 24/2 = 12
Al3+ → Al + 3e- →Ar Al = 27 → massa ekivalen Al = 27/3 = 9
Ca2+ → Ca + 2e- →Ar Ca = 40 → massa ekivalen Ca = 40/2 = 20
Fe3+ → Fe + 3e- → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/3 = 18,67
Fe2+ → Fe + 2e- → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/2 = 28
Al3+ → Al + 3e- →Ar Al = 27 → massa ekivalen Al = 27/3 = 9
Ca2+ → Ca + 2e- →Ar Ca = 40 → massa ekivalen Ca = 40/2 = 20
Fe3+ → Fe + 3e- → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/3 = 18,67
Fe2+ → Fe + 2e- → Ar Fe = 56 → massa ekivalen Fe = 56/2 = 28
t Mg = (50 g × 96500
C) : (12 g × 3,00 A) = 134.027,78 detik
t Al = (75 g × 96500 C) : (9 g × 3,00 A) = 268.055,56 detik
t Ca = (100 g × 96500 C) : (20 g × 3,00 A) = 168.833,33 detik
t Fe = (125 g × 96500 C) : (18,67 g × 3,00 A) = 215.363,33 detik
t Fe = (1250 g 96500 C) : (28 g 3,00 A) = 143.601,19 detik
t Al = (75 g × 96500 C) : (9 g × 3,00 A) = 268.055,56 detik
t Ca = (100 g × 96500 C) : (20 g × 3,00 A) = 168.833,33 detik
t Fe = (125 g × 96500 C) : (18,67 g × 3,00 A) = 215.363,33 detik
t Fe = (1250 g 96500 C) : (28 g 3,00 A) = 143.601,19 detik
Jadi yang memerlukan
waktu paling lama adalah logam Al 75 g.
Jawaban B.
Jawaban B.
19) Mengalirnya elektron itu dari reaksi yang bisa menghasilkan elektron (reaksi
oksidasi, terjadi di anoda) ke reaksi yang memerlukan elektron (reaksi reduksi,
terjadi di katoda). Jadi elektron akan mengalir ke katoda Pb dan terjadi reaksi
reduksi Pb2+ menjadi Pb.
Jawaban C.
Jawaban C.
20) Tata nama berdasar IUPAC harus dimulai dari sisi di mana ikatan rangkap berada
pada nomor urut C yang terkecil.
Jawaban D.
Jawaban D.
21) Dua senyawa tersebut punya Mr yang sama. Pada senyawa organik seperti pada soal
ini tanpa ada data yang lain maka bisa disimpulkan bahwa perbedaan titik didih
itu hanya disebabkan oleh adanya perbedaan ikatan antar molekulnya. Pada CH3-CH2OH
(alkohol) memungkinkan terjadinya ikatan hidrogen antar molekulnya, sehingga
untuk mendidihkannya (dari cair menjadi gas) memerlukan energi lebih besar
untuk memutuskan ikatan hidrogen sehingga bisa berubah wujud menjadi gas.
Sedangkan pada CH3-O-CH3 (eter) tidak memungkinkan terjadinya
ikatan hidrogen sehingga untuk mendidih tidak diperlukan eenergi yang lebih
besar dibanding
Jawaban E.
22) Isomer => rumus molekul sama tetapi rumus struktur berbeda
Jawaban E.
22) Isomer => rumus molekul sama tetapi rumus struktur berbeda
Jawaban C.
23) Isobutilena = isobutena
Jawaban D.
24) Reaksi halogenalkana dan KOH alkoholis (KOH yang dilarutkan dalam alkohol)
memberikan hasil berbeda dengan reaksi halogenalkana dan larutan KOH biasa (KOH
yang dilarutkan dalam air).
- Reaksi halogen alkana dan KOH alkoholis akan menghasilkan alkena
- Reaks halogenalkana dan KOH biasa akan menghasilkan alkohol
- Reaksi halogen alkana dan KOH alkoholis akan menghasilkan alkena
- Reaks halogenalkana dan KOH biasa akan menghasilkan alkohol
Jawaban B.
25) Sifat basa paling kuat di antara senyawa organik di atas dimiliki oleh senyawa
yang memiliki gugus amina (-NH2)
Jawaban D.
Jawaban D.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar